Proses Produksi Garam "Berlian Air Laut"


Pendahuluan

   Proses produksi garam berawal dari BOZEM/ waduk penyimpan air mudah yang akan di supply ke peminian. Air mudah tersebut didapatkan dari proses pasang surut air laut, artinya ketika air pasang pintu kw bosem dibuka sehingga bosem akan terisi dan ketika air surut pintu air ditutup. air mudah tersebut mengalir dari bosem ke peminian dengan sistem elevasi. Peminian adalah sistem aliran berupa petakan-petakan penguapan untuk mempertuakan air mudah sehingga didapatkan konsentrasi air tua minimal 17oBe. Kemudian air dari peminian akhir akan di supply menuju meja kristal dengan bantuan pompa (loogpump) untuk mempercepat aliran air menuju meja kristal pelepasan air tua ini berdasarkan perhitungan ledrad agarmengetahui berapa meja yang akan menjadi garam. Dan Biasanya terdapat waduk untuk penyimpanan air tua (brine tank) ketika supply air ke meja kristal sudah terpenuhi. Meja kristal adalah lahan untuk mengolah air laut menjadi garam, terdapat proses kristalisasi sehingga senyawa yang tidak dibutuhkan garam akan menguap (mineral) dengan bantuan sinar matahari. Standarisasi usia garam di meja kristal berkisar 8 hari hingga 15 hari tergantung faktor cuaca. Ketika kristal garam terbentuk, siap untuk dikais dan dipungut.



 PEMINIAN

Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair (contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan.
Rata-rata molekul tidak memiliki energi yang cukup untuk lepas dari cairan. Bila tidak cairan akan berubah menjadi uap dengan cepat. Ketika molekul-molekul saling bertumbukan mereka saling bertukar energi dalam berbagai derajat, tergantung bagaimana mereka bertumbukan. Terkadang transfer energi ini begitu berat sebelah, sehingga salah satu molekul mendapatkan energi yang cukup untuk menembus titik didih cairan. Bila ini terjadi di dekat permukaan cairan molekul tersebut dapat terbang ke dalam gas dan "menguap"

Gambar 2. Peminihan
Peminian adalah metode petakan – petakan penguapan, untuk mendapatkan kadar garam ( Be ) yang diinginkan agar sampai ke meja kristal sesuai dengan standart pegaraman ( 25 Be ) . Petani garam biasanya secara langsung menguapkan air laut yang dialirkan pada petakan – petakan tersebut.
Peminian sendiri biasanya dibagi menjadi 3 , yakni Peminaan Atas , Peminian Tengah , Peminian Bawah/akhir. Peminian Atas adalah peminian dengan kadar air garam ( Be ) muda atau ( 2-3 Be ) , untuk peminian Tengah kadar air nya ( 5-10 Be ) , dan Peminan Akhir kadar air nya ( 10-17 ).
Pengupan itu sendiri bertujuan untuk memisahkan campuran/zat terlarut dari pelarutnya menggunakan pemanasan atau penyerapan kalori berdasarkan titik didihnya. Air memiliki titik didih lebih rendah dari pada garam, sehingga ketika air laut terkena panas matahari, air akan menguap menginggalkan partikel-pertikel garam kemudian membentuk kristal-kristal garam.

KRISTALISASI

Pemisahan dengan teknik kristalisasi didasari atas pelepasan pelarut dari zat terlarutnya dalam sebuah campuran homogeen atau larutan, sehingga terbentuk kristal dari zat terlarutnya. Kristal dapat terbentuk karena suatu larutan dalam keadaan atau kondisi lewat jenuh (supersaturated) yaitu kondisi dimana pelarut sudah tidak mampu melarutkan zat terlarutnya, atau jumlah zat terlarut sudah melebihi kapasitas pelarut.

Proses pengurangan pelarut dapat dilakukan dengan empat cara yaitu, penguapan, pendinginan, penambahan senyawa lain dan reaksi kimia. Pada dasarnya pembuatan garam dari air laut terdiri dari langkah-langkah proses pemekatan (dengan menguapkan airnya) dan pemisahan garamnya dengan proses kristalisasi menggunakan cara penguapan bantuan sinar matahari langsung. Proses kristalisasi merupakan proses pembentukan bahan padat dari pengendapan larutan air garam
Setelah beberapa hari (tergantung panas cahaya matahari) jumlah air berkurang, dan mengering bersamaan dengan itu pula kristal garam terbentuk. Kristal-kristal garam yang telah terbentuk kemudian dikumpulkan untuk diproses lebih lanjut sehingga menghasilkan kristal garam yang bersih dan terbebas dari kotoran. Faktor yang mempengaruhi proses kristalisasi adalah Cuaca, Angin, Konsentrasi air tua.


Gambar 3 . Meja Kristal
Kegiatan pungut dilakukan ketika meja garam telah diendapkan selama 30 hari untuk menjadikan bottom layer / lantai garam yang diaflak permukaannya baru kemudian setelah berumur 10 hari dilakukan kegiatan pungut atau panen garaem. Sedangkan pada meja geomembran proses kristalisasi sangat cepat karena tidak melakukan proses pengolahan tanah. Setelah air tuah dialirkan dan dijaga ketebalannya maka setelah berumur kurang dari 10 hari endapan garam diatas geomembrane bisa dilakukan proses pungut. Garam yang sudah di pungut dari meja kristalisasi garam kemudian diangkut dan ditiriskan diatas meja penjemuran. Di penjemuran hasil pungut di profil membentuk trapesium agar mudah  menghitung tonasenya.
Gambar 4. Profil Hasil Pungut Garam

1 Komentar

Posting Komentar