Ekspor China Untuk Dunia

Cina merupakan negara ekpor terbesar ke dua di dunia berdasarkan data dari The World Factbook. Ekspor barang-barang jadi/manufaktur merupakan sasaran utama ekonomi Cina terlihat dengan besarnya produksi listrik Cina yang mencapai sekitar 280 ribu MW (250 juta kWh per tahun, tahun 2006) dan tumbuh hampir 20% pertahunnya. Kapasitas terpasang pembangkit listriknya mencapai 600 ribu MW. Produksi listrik Indonesia nampak kerdil dibandingkan Cina. Saat ini Indonesia hanya memproduksi 15,000 MW dan akan dinaikkan menjadi 21,000 MW ditahun 2025. Kapasitas yang dibangun per tahunnya di Cina adalah tiga kali kapasitas di Indonesia. Besarnya konsumsi listrik ini terutama untuk industri. Sementara itu terkait dengan harga, maka harga Cina telah berefek pada penurunan harga produk dari seluruh produsen lain di dunia yang menyebabkan penghematan yang ditawarkan oleh barang-barang Cina terlihat sangat kecil. Gary Clyde Hufbauer26 menyatakan bahwa hampir senilai satu triliun dollar harga barang lain dipaksa turun karena Cina. Menyangkut perdagangannya dengan Amerika Serikat, Cina mampu memberikan penghematan sebesar 20 persen bagi masyarakat Amerika Serikat, dan ini jauh lebih besar dibandingkan penghematan yang dapat diberikan oleh negara-negara non Cina yang hanya berkisar 3 hingga 5 persen. Keluarga Amerika Serikat rata-rata menikmati penghematan lebih besar lagi, yaitu mulai sekitar $500, belum lagi bonus yang didapatkan bila membeli dalam partai besar.
          Produk-produk Cina banyak yang diekspor ke berbagai negara, di antaranya sebanyak 21% ke AS, 16% ke Hong Kong, 9% ke Jepang, 4.6% ke Korea Selatan dan ke Jerman 4.2%. Sebagai catatan, produk-produk Cina yang masuk ke Hong Kong bukan untuk dikonsumsi sendiri. Negara bagian Cina yang kecil itu tidak akan bisa menelan ekspor dari Cina sebanyak itu. Jadi produk-produk tersebut sebagian besar diekspor lagi oleh Hongkong ke negara-negara seperti ke AS dan Jepang. Ekspor Jepang ke AS 22.8% dari total ekspor Jepang. Demikian pula dengan Korea Selatan, ternyata sama juga. Dengan demikian patut diduga bahwa ada porsi yang cukup besar dari bahan-bahan komoditas yang dibeli dari Cina bermuara ke Amerika Serikat. Pada tahun 2003, ekspor Cina ke Amerika Serikat senilai $152 miliar lebih besar daripada yang dibeli Cina dari Amerika. Sementara dalam kurun waktu tahun 2000 hingga 2003 ekspor Cina berupa produk perabotan kamar tidur ke Amerika Serikat naik dari $360 juta menjadi hampir $1,2 miliar. Dalam kurun waktu tersebut tenaga kerja di pabrik-pabrik perabotan kayu Amerika Serikat merosot sebesar 35 ribu, satu dari setiap tiga karyawan perusahaan Amerika Serikat. Sekarang sekitar 40 persen pasar perabotan Amerika Serikat berhasil dikuasai Cina.
          Cina telah berperan penting sebagai pelanggan dan sekaligus sebagai pemasok. Jepang dan Jerman mengalami surplus perdagangan dengan Cina dari hasil penjualan mesin-mesin pabrik besar. Cina membutuhkan peralatan-peralatan tersebut untuk dapat menghasilkan mesin dan produk elektronik sebagaimana yang juga dihasilkan oleh Jepang dan Jerman. Dengan semakin gencarnya Cina masuk dalam perdagagan dunia, telah menyebabkan banyak negara kehilngan sejumlah 22 bisnis intinya. Sebagai contoh, Jepang telah kehilangan bisnis televisinya, Italia telah kehilangan bisnis sutra halusnya, kemudian Jerman tidak sanggup lagi bersaing dengan Cina dalam produk hiasan Natal, dan banyak negara penghasil tekstil telah kehilangan bisnisnya tersebut ketika Cina merajalela dengan produk tekstil murahnya. Cina daratan terkenal sebagai tempat produksi biaya rendah untuk menjalankan aktivitas pengilangan, dan ketiadaan serikat sekerja amat menarik bagi pengelola-pengelola perusahaan asing, terutama karena banyaknya tenaga kerja murah. Pekerja di pabrik Cina biasanya dibayar 50 sen - 1 dolar Amerika per jam (rata-rata $0,86), dibandingkan dengan $2 sampai $2,5 di Meksiko dan $8.50 sampai $20 di AS. Buruh-buruh RRC ini seringkali terpaksa bekerja keras di kawasan berbahaya dan mudah ditindas majikan karena tiada undang-undang dan serikat pekerja yang bisa melindungi hak mereka. Pada akhir 2001, tarif listrik ratarata di Provinsi Guangdong adalah 0,72 renmimbi (9 sen AS) per kilowatt jam, lebih tinggi dari level rata-rata di Cina daratan 0,368 renmimbi (4 sen AS). Cina resmi menghapuskan "direct budgetary outlays" untuk ekspor pada 1 Januari 1991. Namun, diyakini banyak produsen ekspor Cina menerima banyak subsidi lainnya. Bentuk subsidi ekspor lainnya termasuk energi, bahan material atau penyediaan tenaga kerja. Ekspor dari produk agrikultur, seperti jagung dan katun, masih menikmati subsidi ekspor langsung. Namun, Cina telah mengurangi jumlah subsidi ekspor jagung pada 1999 dan 2000.
          Biaya bahan mentah yang rendah merupakan satu lagi aspek penting ekonomi Cina. Ini disebabkan persaingan di sekitarnya yang menyebabkan hasil berlebihan yang turut menurunkan biaya pembelian bahan mentah. Ada juga pengawasan harga dan jaminan sumber-sumber yang tinggal dari sistem ekonomi lama berdasarkan Soviet. Saat negara terus menswastakan perusahaan-perusahaan miliknya dan pekerja berpindah ke sektor yang lebih menguntungkan, pengaruh yang bersifat deflasi ini akan terus menambahkan tekanan keatas harga dalam ekonomi. Insentif pajak "preferensial" adalah salah satu contoh lainnya dari subsidi ekspor. Cina mencoba mengharmoniskan sistem pajak dan bea cukai yang dijalankan di perusahaan domestik dan asing. Sebagai hasil, pajak "preferensial" 23 dan kebijakan bea cukai yang menguntungkan eksportir dalam zona ekonomi spesial dan kota pelabuhan telah ditargetkan untuk diperbaharui.
          Tak salah jika produk china menguasai pasar dunia khususnya Indonesia, dengan harga yang terjangkau dan kualitas terjamin yang menjadikan produk cina diminati oleh konsumen di Indonesia. menurut Ketua Persatuan Pengusaha Tionghoa Indonesia Richard Tan " Perusahaan Cina itu menyesuaikan yang mengorder, jadi mengikuti tren pasar, dia pun dituntut pasar domestik yang tinggi, satu miliar penduduk. Itu sebabnya dari China ada berbagai variasi handphone, kenapa semua konsumen diharuskan membeli yang harga Rp 10 juta sedangkan butuhnya di spesifikasi yang sama ada Rp 700.000,"

Beberapa alasan mengapa barang cina itu murah ?


1.Dukungan pemerintah Ada sebagian daerah tertentu di china yang menpunyai potensi produksi yang bagus maka pemerintah akan menbuat kebijakan dan kemudahan dalam perijinan ,bahkan untuk jangka tahun pertama produksi satu pabrik pemerintah menbebaskan pajak dan malah kadang dengan mensubsidi setiap jumlah barang yang diproduksi pabrik itu sekitar 10 persen ,misal biaya menbuat sebuah gelas yang harga modal bahan dan biaya produksi Rp 1000 maka setiap produksi gelas itu mereka akan disudsidi oleh pemerintah Rp100 ,hinga akhirnya mereka bisa menjual produk mereka diawal dengan harga Rp1000 saja dan sudah untung. 

2.menjual produk dengan berbagai kwalitas Seorang importir ketika ingin menbeli sebuah produk di china iapun ditunjukan 10 produk yang dijejerkan bersama dan sekilas barang ini sama saja kualitasnya ,misal sebuah botol kaca akan disusun bersama namun botol pertam 100 rupiah sampai selanjutnya 200 rupiah dan botol kesepuluh menjadi 1000 rupiah ,sekilas kualitasnya sama namun ketika di pegang baru terasa beda ketebalan serta kualitas botol tersebut akan berbeda satu sama lain. Bahkan ketika pembeli ini meminta harga 50 rupiahpun bisa ia sangupi asal orderan banyak serta bahan yang sesui harga murah tersebut. 

3.Cara menghitung modal dengan sistem konteiner Seorang pembeli di china pernah kaget ketika ditawari 10 konteiner celana dalam dengan harga perlusin hanya seribu rupiah saja ,diapun bingung karena ia menghitung bahan serta biaya produksi celana dalam itu dengan kualitas seperti itu minimal enam ribu rupiah dan dengan dihitung ongkos kirim serta tiket keindonesia maka jatuhnya harga celana dalam itu hanya seribu lima ratus rupiah dan ia pasarkan ke grosir d lima ribu saja dia sudah untung dan diangap murah sekali. Setelah ia bertanya megapa bisa murah ,orang china itupun menjelaskan memang biaya produksi serta bahan celana dalam itu perlusin sekitar enam ribu rupiah namum ia menghitung modalnya berdasar jumlah keseluruhan konteiner ,misal ia mengeluarkan uang 100juta untuk menproduksi 20 konteiner celana dalam itu, ketika ia bisa menjual celana dalam 10 konteiner dengan harga 100 juta maka untuk 10 konteiner kedua ia bisa menjual hanya dengan 30 juta dan ia untung 30 juta walau konterner itu sebenarnya berharga modal 50 juta. Kemudian setelah habis ia akan menproduksi celana dalam dengan model baru lagi.

4.Karyawan yang loyal Hampir dikatakan dichina tak ada demo hinga proses produksi lancar dan hubungan antara karyawan pengusaha dan pemerintah di susun dengan baik dan saling menguntungkan.


 Di cina terdapat kota khusus sebagai pusat grosir yaitu kota YIWU. Kota Yiwu banyak dikunjungi wisatawan asing untuk mencari barang-barang yang nantinya dijual lagi di negara asalnya. dulunya kota ini merupakan sebuah kota kecil, kotor dan banyak hewan ternak di pinggiran dengan masyarakat yang moyoritas adalah petani dan pedagang. Namun sekarang Yiwu sudah berubah menjadi sebuah kota perdagangan internasional tempat membeli grosir barang China. Yiwu dapat ditempuh dengan mudah dengan menggunakan transportasi umum kereta api cepat (bullet train) maupun bus dari kota-kota besar terdekat seperti Shanghai, Beijing, Hangzhou.
Yiwu market ini terdiri dari 5 bangunan (5 district) dengan total luas area pertokoan dari 5 district tersebut adalah hampir 400 hektar yang terbagi dalam 4 lantai. Jika anda tahu pusat pebelanjaan Mangga Dua di Jakarta, ya boleh dikatakan 1 district di Yiwu market ini sama dengan 2x Mangga Dua Jakarta. Jadi bisa dikatakan 5 district ini setara dengan 10x Mangga Dua Jakarta. Ada lebih dari 80.000 toko di Yiwu Market ini. Walaupun tempat ini merupakan tempat grosir, kita tidak perlu kuatir harus memesan sampai 1 kontainer karena minimal order di Yiwu Market ada bermacam-macam tergantung jenis barangnya. Ada yang minimal order 1pcs, tapi ada juga yang minimal order hingga ribuan pcs. Untuk barang-barang dengan ukuran cukup besar atau dengan harga yang cukup mahal (diatas 100CNY), misalkan untuk pesawat RC, handphone, tablet PC, koper, anda bisa membeli mulai dari 1pcs. Sedangkan untuk barang yang berukuran sedang atau dengan harga yang cukup murah (dibawah 10CNY), misalkan jepit rambut, bolpoin, notes, mainan kecil, minimal ordernya mulai dari 1pack isi 12pcs hingga 1 pack isi 100pcs.

Berikut beberapa contoh produk china 
 
 





BELI : ± IDR 140.000


HARGA JUAL DI INDONESIA : ± IDR 600.000









Syma X5C Explorer 4CH 2.4G 6 Axis Quadcopter with GYRO & Camera HD





BELI : ± IDR 400.000


HARGA JUAL DI INDONESIA : 
 ± IDR 900.000









SCREEN PROTECTOR IPAD




BELI : ± IDR 3.200


HARGA JUAL DI INDONESIA : 
 ± IDR 47.500


Post a Comment